KATALOG LENGKAP

Silakan kirim e-mail ke rosiyaniellyana@gmail.com atau sms ke HP. 085641051278 untuk mendapatkan katalog lengkap judul-judul skripsi koleksi kami. Judul yg dipublikasikan baru sebagian dari koleksi kami. Katalog dikirim via e-mail.

Tuesday, January 21, 2014

PTK SD 017 : Dengan Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar PKN Siswa Kelas 5 Semester Genap SDN Sambirejo 4 Kecamatan Mantingan Kab Ngawi Tahun Pelajaran 2006/2007

ABSTRAK


Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya tuntutan peningkatan kualitas pendidikan di SDN Sambirejo 4 Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi,  sehingga dirasa perlu mengupayakan metode belajar yang mendukung untuk meningkatkan prestasi siswa. Dengan banyaknya konsep yang mengemukakan tentang keuntungan-keuntungan dalam penerapan metode diskusi, maka penulis merasa perlu melakukan penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  (1) Bagaimana pelaksanaan metode diskusi untuk siswa kelas 5 Semester genap SDN Sambirejo 4 Ngawi (2) Bagaimana prestasi siswa sebelum dan sesudah diberlakukan metode diskusi., (3) Ada tidaknya pengaruh yang signifikan dalam penerapan metode diskusi terhadap hasil belajar PKN siswa, (4)  Bagaimana model peningkatan prestasi dari pelaksanaan metode diskusi.
Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan metode siklus, yaitu dengan menggunkan tiga siklus, yang mana dalam setiap siklus terdapat refleksi yang dimaksudkan untuk menggali strategi penyusunan alternatif penyempurnaan, guna penyempurnaan di tahap berikutnya.
Hasil yang diperoleh adalah (1) Pelaksanaan metode diskusi yang dilakukan melalui tiga siklus, dengan siklus I sebagai siklus pertama penerapan metode diskusi, siklus II sebagai penyempurnaan dari siklus I, dan siklus III sebagai penyempurnaan dari siklus II., (2). Terdapat perbedaan prestasi rata-rata yang jelas antara sebelum dan sesudah diberlakukannya proses diskusi dengan metode siklus. (3). Terdapat peningkatan prestasi yang nyata, baik dalam setiap siklus maupun hasil akhir dari penerapan metode diskusi, yaitu setelah siklus III. Sebelum penyelenggaraan diskusi, nilai rata-rata kelas adalah 7., setelah siklus I adalah 7,6., setelah siklus II adalah 8,2., dan pada tahap akhir setelah siklus III adalah 7,8. Hal ini menunjukkan dampak yang nyata dari pelaksanaan proses diskusi yang dilaksanakan dengan metode siklus. Persamaan untuk perubahan prestasi setelah dilakukan proses diskusi adalah Y = 0,35X + 6,3.\

Kata kunci: Metode diskusi, upaya, prestasi belajar, PKN.

DAFTAR PUSTAKA

Barnadib, Sutari Imam. 1984. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: IKIP
E. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda
Maknum, H.A. Syamsudin. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mudhofir. 1987. Teknologi Instruksional. Bandung: Remadja Karya
Purwanto, M. Ngalim. 1998. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda
Gerlach, R. 1988. Qualitative Method. An Introduction to Research. __________
Sa’ud, U. Syaefudin dan Maknum, H.A. Syamsudun. 2005. Perencanaan Pendidikan. Bandung: Remaja Risdakarya
Tim, 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Madiun: IKIP PGRI
Walpole E, Ronald. 1982. Introduction to Statistic. San Francisco: W.H. Freeman & Co.
W.B. John, 1977. Research in Education.  India: Prentice Hall.



Untuk mendapatkan file lengkap hubungi HP.085641051278

PTK SD 016 : Penerapan Pendekatan Komunikatif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas II Sekolah Dasar Negeri Gedangan 01 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo

ABSTRAK
          Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk  mendeskripsikan sistematika pelaksanaan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas II Sekolah Dasar Negeri Gedangan 01 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo, 2) untuk mendeskripsikan faktor-faktor penghambat pelaksanaan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas II Sekolah Dasar Negeri Gedangan 01 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo, dan 3) untuk mendeskripsikan cara yang efektif dalam memberikan solusi terhadap kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan pendekatan komunikatif pada pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas II Sekolah Dasar Negeri Gedangan 01 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.
Metode yang digunakan adalah  metode deskripsi kualitatif artinya data yang dihimpun disusun secara sistematis kemudian diinterprestasikan, dianalisa sehingga dapat menjelaskan pengertian dan pemahaman tentang gejala yang diteliti. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan individu, dan dokumentasi. Untuk menguji validitas dan reliabilitas data, digunakan teknik triangulasi yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh dengan membandingkannya terhadap informasi dari sumber lain. Teknik analisis data dilakukan melalui empat komponen pokok yaitu,pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah diketahuinya pelaksanaan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II Sekolah Dasar Negeri Gedangan 01 dilaksanakan dengan sistematika sebagai berikut:a)menyampaikan pembelajaran melalui bacaan,b)menyampaikan pembelajaran tentang mengintepretasikan atau menerjemahkan sistem komunikasi dalam karya sastra,c)menyampaikan pembelajaran membuat suatu cerita, pertanyaan dan jawaban,d)memberikan pembelajaran deklamasi untuk melatih siswa berekspresi dalam berkomunikasi,e)memberikan pembelajaran gramatika secara terpadu atau terintegrasi dalam media komunikasi seperti bacaan,maupun dalam kegiatan bertanya-jawab dan membuat suatu ceritera,f)melakukan observasi, baik melalui ulangan maupun melalui pengamatan kualitiatif,g)melakukan refleksi secara informal untuk mengevaluasi dan menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran pada tahap berikutnya. Adapun kendala yang muncul meliputi kondisi verbal siswa, kondisi psikis siswa, kendala teknis, kemampuan visual siswa,dan kendala eksternal. Selanjutnya solusi yang diberikan adalah dengan mengenalkan siswa pada teks baik bacaan dan puisi yang tingkat kesulitannya meningkat secara bertahap, pemberian motivasi atau dorongan untuk memberikan semangat pada siswa, dilakukan pembelajaran intepretasi gambar ilustratif secara perlahan, dan melibatkan orang tua siswa untuk membantu menyiapkan bahan-bahan untuk pembelajaran di sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

Animo.2007. Proses dan Evaluasi Pengajaran Kompetensi Komunikatif. www.depdiknas.go.id
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Barnadib, Sutari Imam. 1984. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: IKIP
Bungin,B.2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan : Konsep, Strategi, dan Aplikasi. Jakarta : Grasindo.
Bungin,B.2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Departemen Pendidikan Nasional.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional dan Bank Dunia. 1999. Manajemen Berbasis Sekolah. www.depdiknas.go.id.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1994. Wancana (Pemahaman dan Hubungan Antar Unsur). Bandung: Eresco.
Effendy, Uchjana Onong. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hasan,F .1991. Dimensi Budaya dan Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Balai Pustaka.
Hudoyo,H. 1990. Pembelajaran Menurut Pandangan Konstruktivisme. Makalah Semlok Konstruktivisme sebagai Rangkaian Kegiatan Piloting JICA. FMIPA UGM.
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa,E. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda
Murti, Wisnu. 2006. Konsep Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta
Nasir,M.1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Purwanto, M. Ngalim. 1998. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda
Ridwan, Rifai.1992. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Soetomo.1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Suwito. 1985. Sosiolinguistik Pengantar Awal. Surakarta: Henary Offset.
Suyitno. 1982. Pengantar Kemampuan Berbahasa. Surakarta: Fakultas Keguruan Universitas Sebelas Maret.
Tilaar, H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
www.geocities.com. Inisiasi1: Teori Belajar dan Pembelajaran serta Pkn sebagai Pendidikan Nilai, Moral, dan Norma.
www.geocities.com. Inisiasi3: Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD yang Inovatif.
www.energimandiri.com. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Yohanes, Budinursatya. 2008. Pendekatan Komunikatif, CBSA, Ketrampilan Proses, Kontekstual, dan Pembelajaran Kuantum. www.bentarabahasa.com.


Untuk mendapatkan file lengkap hubungi HP. 085641051278

PTK SD 015 : PEMBELAJARAN TEMATIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SD NEGERI 034 SAMARINDA ULU

ABSTRAK

 
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD Negeri 034 Samarinda Ulu melalui pembelajaran Tematik pada pokok bahasan operasi hitung bilangan dan pengukuran.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 034 Samarinda Ulu tahun pembelajaran 2006/2007 dengan subjek penelitian adalah siswa kelas 3 berjumlah 34 siswa dan objek penelitian adalah pembelajaran Tematik.
Instrumen pengumpulan data berupa tugas, tes hasil belajar dan observasi. Tugas berupa tugas kelompok dan tugas individu. Tugas kelompok adalah lembar kegiatan siswa yang dikerjakan di sekolah dan tugas individu adalah tugas yang dikerjakan di rumah. Tes hasil belajar dilaksanakan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada setiap siklus. Observasi dilaksanakan pada setiap pertemuan dan selama pembelajaran berlangsung. Siklus I, II, III, dan IV masing-masing dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dengan dua kali pembelajaran dan satu kali tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar pada setiap siklus berbentuk uraian. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif berupa rata-rata, persentase, dan grafik. Yang bertindak sebagai pelaksana pembelajaran adalah peneliti, sedangkan sebagai observator adalah guru matematika kelas 3 SD Negeri 034 Samarinda Ulu.
Hasil analisis data menunjukkan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada setiap siklus. Nilai hasil belajar diperoleh dengan menganalisis data berupa nilai tugas kelompok, nilai tugas individu dan nilai tes akhir siklus. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar dijadikan sebagai nilai dasar bagi siklus II, yaitu 55,23 menjadi 60,27 dengan rata-rata poin peningkatan 17,06 (cukup). Dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan dari 60,27 menjadi 65,91 dengan poin peningkatan 19,41 (cukup). Demikian juga dari siklus III ke siklus IV mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai hasil belajar 65,91 menjadi 75,09 dengan rata-rata poin peningkatan 21,76 (baik). Aktivitas guru pada siklus I dinilai cukup, siklus II, III dan IV dinilai baik. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I dinilai kurang, siklus II dinilai cukup, siklus III dan siklus IV dinilai baik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran Tematik hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD Negeri 034 Samarinda Ulu mengalami peningkatan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Ketentuan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Pra Sekolah, Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Ketentuan Umum Pengembangan Sistem Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kompetensi Siswa SMP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Penyusunan Pembelajaran Tematik. Magelang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004.  Model Silabus Kurikulum Sekolah Dasar Kelas 3, 4, 5 dan 6 Tahun 2004. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Pembuatan Hasil Belajar SMP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dianawati, A. 2006. IPAL (Ilmu Pengetahuan Alam Lengkap) SD. Jakarta: Kawan Pustaka.
Haryanto. 2004. Sains untuk SD Kelas III. Jakarta: Erlangga.
Sudjana, N. 2002. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sukayati, dkk. 2004. Pembelajaran Tematik Di SD Merupakan Terapan Dari Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Depdiknas.
Suparno, As. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sutirjo dan Mamik,S. I. 2005. Tematik, pembelajaran efektif dalam kurikulum 2004. Malang: Bayumedia.
Suyati dan Khafid,M. 2004. Matematika SD Kelas III. Jakarta: Erlangga.
Syamsuddin. 1996. Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Bina Karya Guru. 2004. Bina Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta: Erlangga
Tim Bina Karya Guru. 2004. Terampil Berhitung Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta: Erlangga.
Tim Penulis. 2006. Model Silabus Tematik SD Kelas 3. Jakarta: Grasindo.
Tim PPPG Matematika. 2005. Pembelajaran Tematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ungu, N. K. 2006. Pengajaran Dengan Metode Tematik Sebagai Upaya Pengintegrasian Nilai-Nilai Iman dan Taqwa. Magelang: Universitas Tidar Magelang.

Untuk mendapatkan file lengkap hubungi HP.085641051278


PTK SD 007 : UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR I P A MENGGUNAKAN METODE PERCOBAAN DAN PENGELOMPOKAN DISKUSI DENGAN STAD (Student Team Achievement Divicion) DI KELAS V SD NEGERI 1 KALISORO KABUPATEN KARANGANYAR


ABSTRAK

Proses Pembelajaran adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Harapan yang ada pada setiap guru adalah bagaimana materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didiknya dapat dipahami secara tuntas. Untuk memenuhi harapan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah, karena kita sadar bahwa setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi minat, potensi, kecerdasan dan usaha siswa itu sendiri. Dari keberagaman pribadi yang dimiliki oleh siswa tersebut, kita sebagai guru hendaknya mampu memberikan pelayanan yang sama sehingga siswa yang menjadi tanggung jawab kita di kelas itu merasa mendapatkan perhatian yang sama. Untuk memberikan pelayanan yang sama tentunya kita perlu mencari solusi dan strategi yang tepat, sehingga harapan yang sudah dirumuskan dalam setiap Rencana Pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang peneliti lakukan, ditemukan bahwa siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisoro dalam melaksanakan diskusi kelas jarang sekali mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, apalagi mengajukan saran. Karena aktivitas siswa yang rendah itu, hasil belajar yang diperoleh juga menjadi rendah. Hal ini dapat kita lihat dari nilai rata-rata hasil ujian semester ganjil kelas tahun pelajaran 2007/2008. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran IPA. Guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya-jawab, sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.
Sumber data dikumpulkan dari siswa, guru dan dokumen yang terlibat dalam penelitian. Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari:, hasil observasi terhadap pelaksana proses pembelajaran, hasil wawancara dan hasil belajar. pada pra penelitian, siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga Analisis data dilakukan melalui teknik analisis deskriptif  kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode diskusi dengan percobaan menggunakan pembagian kelompok dengan STAD (Student Team Achievement Divicion) dapat meningkatkan Interaksi pembelajaran siswa dalam pembelajaran materi IPA hal ini dapat dilihat dari perstasi siswa baik secara pribadi maupun secara kelompok, dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa tingkat ketuntasan semakin meningkat diimbangi dengan meningkatnya rata-rata kelas. .

Kata kunci : Proses belajar mengajar, tehnik pembelajaran, percobaan, STAD.

 
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Zaena. (1990). Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remadja Karya
Choiriyah, Siti (2006). Acuan Pengayakan Ilmu Pengetahuan Alam . Solo : Sindhunata
Gredler, Margaret E. Ball, (1991). Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali
Supono, dkk (19760, Energi Gelombang Medan I. Jakarta : Balai Pustaka.
Suryadi, Didi. (1997). Alat Peraga dan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam . Jakarta : Ditjen Dikdasmen D2 Karunika UT
Winkel. W.S (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia 
Yohanes Surya (1997), Olympiade, Jakarta : Galaxy.
Daniel Muijs dan David Reynolds 2000. EffectiveTteaching Teori dan Aplikasi ( Edisi ke -2 ) Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Gagne, Robert M and Leslie J. Briggs, 1978. Principles of Instructional Design. 2nd Ed, New York : Holt Rinehart and Winstons.


Untuk mendapatkan file lengkap hubungi HP. 085641051278

PTK SD 006 : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) PADA POKOK BAHASAN PEREDARAN DARAH BAGI SISWA KELAS V SEMESTER I IPA SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KALISORO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2007/2008


ABSTRAK

Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berhubungan baik dari diri siswa atau dari luar siswa. Beberapa masalah yang berhubungan dengan upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi IPA antara lain: siswa, guru, suasana kelas dan penerapan strategi pembelajaran. Selain itu masih banyak lagi masalah yang dapat dikemukakan dan yang herhubungan dengan upaya meningkatkan pemahaman siswa dalam mengikuti pelajaran IPA pada materi peredaran darah pada manusia..
Masalah utama dalam pembelajaran IPA ialah mencari metode atau model pembelajaran yang dapat menyampaikan materi pelajaran secara tepat, yang memenuhi muatan tatanan nilai, agar dapat diinternalisasikan pada diri siswa, sehingga siswa mampu mengimplementasikan hakekat nilai dalam kehidupan sehari-hari. Mata Pelajaran IPA tingkat Sekolah Dasar (SD) kelas V merupakan merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yaitu suatu Ilmu yang mempelajari gejala dan peristiwa atau fenomena alam serta berusaha untuk mengungkap segala rahasia dan hukum semesta.Objek IPA meliputi mempelajari karakter, gejala dan peristiwa yang terjadi atau terkandung dalam benda - benda mati atau benda yang tidak melakukan pengembangan diri.
Sumber data dikumpulkan dari siswa, guru dan dokumen yang terlibat dalam penelitian. Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari:, hasil observasi terhadap pelaksana proses pembelajaran, hasil wawancara dan hasil belajar. pada pra penelitian, siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga Analisis data dilakukan melalui teknik analisis deskriptif  kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode pembelajaran kontektual CTL (contextual teaching and learning) dengan metode percobaan dapat meningkatkan Interaksi pembelajaran siswa dalam pembelajaran materi IPA hal ini dapat dilihat dari prestasi siswa, dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa tingkat ketuntasan semakin meningkat diimbangi dengan meningkatnya rata-rata kelas.  

Kata kunci : Proses belajar mengajar, metode pembelajaran, percobaan, kontektual, CTL (contextual teaching and learning).


DAFTAR PUSTAKA



Arifin, Zainal. 1998. Evaluasi Instruksional Prinsip dan Prosedur. Bandung : CV Karya
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Jakarta: Rineka Cipta.
Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. University Press
Johnson, Elaine B. 2006. Contextual Teaching and Learning. Bandung : Mizan Learning Center (MLC)
Lie, Anita. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Martinis Yamin. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.
Melvin K. Silberman. 2004. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktiv. Bandung: Nusamedia
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.
Slavin, Robert. 1994. Cooperatif Learning. (Terjemahan Agus Susanto). Boston University
Sudjana, Nana. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Usman, Moh. Uzer dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Umaedi. 2002. Pendekatan Kontekstual. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.


Untuk mendapatkan file lengkap hubungi HP.  085641051278

PTK SD 005 : UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN SISWA TERHADAP MATERI PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SEQIP DI KELAS 5 SD NEGERI 01 KALISORO TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2008/2009


ABSTRAK


Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dan menonjol dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar tersebut guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.
Proses belajar mengajar kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Kalisoro Tawangmangu terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam materi alat-alat pencernakan manusia dalam 2 kali ulangan rata – rata hanya 10 siswa dari 29 siswa yang mencapai penguasaan materi sebesar 70% ke atas. Selama pembelajaran berlangsung siswa tidak termotivasi untuk penjelasan guru karena guru dalam mengajar tidak melibatkan siswa secara aktif, bahkan sering guru memberi pertanyaan pada akhirnya guru sendiri yang menjawab. Hal tersebut terlihat bahwa pelajaran didominasi oleh guru dan penjelasan guru kurang didukung dengan metode yang sesuai dan menarik perhatian siswa.
Sumber data dikumpulkan dari siswa, guru dan dokumen yang terlibat dalam penelitian. Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari:, hasil observasi terhadap pelaksana proses pembelajaran, hasil wawancara dan hasil belajar. pada pra penelitian, siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga Analisis data dilakukan melalui teknik analisis deskriptif  kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa tehnik pembelajaran dengan menggunakan media SEQIP misalnya : peta dapat meningkatkan Interaksi pembelajaran siswa dalam pembelajaran materi IPA dan memperkecil tingkat kesulitan siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukakan gagasan dalam proses pembelajaran,  sehingga dapat meningkatkan kualitas/mutu interaksi pembelajaran dalam  proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Interaksi pembelajaran, tehnik pembelajaran, media SEQIP.


DAFTAR PUSTAKA

 Arifin Zaena. (1990). Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remadja Karya
Haryono, (2004), Buku Sains kelas IV, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tim Tunas Sains, (2004), Muchtar Kasmuri, Buku Sains  kelas V, Yudistira, Jakarta.
Gredler, Margaret E. Ball, (1991). Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali
Winkel. W.S (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia 


Untuk mendapatkan file lengkap hubungi HP. 085641051278

PTK SD 004 : UPAYA PERBAIKAN PEMBELAJARAN MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MATERI POKOK PERUBAHAN ENERGI PANAS DAN LISTRIK SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SDN TETER SIMO DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DAN METODE DEMONSTRASI

AB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

            Keberhasilan dari suatu kegiatan sangat ditentukan oleh perencanaannya. Apabila perencanaan suatu kegiatan dirancang dengan baik, maka kegiatan akan lebih mudah dilaksanakan, terarah serta terkendali.

            Menurut Winarno (2003:6), perencanaan pembelajaran berperan sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan efisien dan efektif. Dengan perkataan lain perencanaan pembelajaran berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran hendaknya bersifat luwes (fleksibel) dan memberi kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikannya dengan respon siswa dalam proses pembelajaran sesungguhnya.

            Kegiatan mengajar merupakan upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi dan tanggung jawab pada siswa untuk selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam membangun gagasan melalui kegiatan belajar sepanjang hayat. Gagasan dan pengetahuan ini akan membentuk ketrampilan, sikap dan perilaku sehari-hari sehingga siswa akan berkompeten dalam bidang yang dipelajarinya.

            Ada kalanya dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didik tidak selalu berjalan lancar sesuai dengan perencanaan atau gagal. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan dalam memberikan materi pelajaran. Dari faktor anak, tingkat intelegensi dan latar belakang anak didik yang berbeda-beda menyebabkan hasil pembelajaran yang tidak sama pula. Sedangkan penyebab lain dari pihak guru adalah cara penyampaian materi yang dianggap anak didik sulit memahaminya, kurangnya media pembelajaran, metode pembejaran yang salah, sehingga tujuan pembelajaran kepada anak didik tidak mengenai sasaran, dan masih banyak lagi sebab-sebab kegagalan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.

            Dengan adanya kegagalan dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didik, penulis menggunakan hal ini sebagai dasar dalam usaha memperbaiki pembelajaran. Penulis mencoba memperbaiki pembelajaran melalui prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sesuai dengan karakteristik PTK yaitu adanya masalah dalam PTK dipicu oleh kesadaran pada diri guru bahwa praktek yang dilakukan di kelas mempunyai masalah yang harus diselesaikan dan ditindaklanjuti agar terjadi perubahan pada keberhasilan anak didik. Penulis melakukan PTK yang diawali dengan refleksi diri, mengidentifikasi permasalahan pembelajaran dengan bantuan teman sejawat.

            Menurut Hardjodipuro dalam Basuki Wibawa (2003 : 7) berpendapat bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan.

            Seperti halnya penulis melakukannya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi pokok perubahan energi panas dan listrik. Kegagalan penulis dalam pembelajaran mata pelajaran IPA ini ditandai dengan rendahnya nilai yang diperoleh siswa pada akhir pembahasan materi.

            Pada mata pelajaran IPA, dari 13 siswa yang tuntas dalam materi ini sebanyak 5 siswa apabila dipersentase adalah 38%, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 8 siswa atau 62%.

            Beban tanggung jawab untuk menuntaskan keberhasilan pembelajaran siswa, penulis menindaklanjuti dari refleksi dan menentukan fokus perbaikan untuk mata pelajaran IPA. Pada siklus I adalah dengan demonstrasi dan diskusi tentang perubahan energi panas dan listrik. Penggunaan media pembelajaran juga diberikan yang berhubungan dengan perubahan energi panas dan listrik seperti bel, setrika, kipas angin dan lain sebagainya. 

 B.   Rumusan Masalah

Penulis merumuskan identifikasi masalah yang dihadapi untuk mata pelajaran IPA yaitu: Pada pembelajaran IPA di kelas IV dengan materi pokok Perubahan energi panas dan listrik, ternyata setelah diadakan tes pada akhir pembahasan, ternyata hanya 5 siswa yang tuntas atau 38%, sedangkan 8 siswa atau 62% tidak tuntas.

Dari perolehan hasil belajar siswa yang rendah itu dapat diidentifikasi permasalahannya yaitu :
1. Siswa belum memahami tentang terjadinya perubahan energi listrik.
2. Perlu penjelasan yang rinci tentang perubahan energi listrik.
3. Menggunakan alat peraga berupa benda nyata sebagai contoh dari adanya perubahan energi listrik.

Ketiga permasalahan itu merupakan alternatif dari sekian banyak temuan yang muncul selama pembelajaran berlangsung. Atas dasar temuan permasalahan itu, penulis dapat merumuskan masalah dalam pembelajaran sebagai berikut :
1. Mengapa siswa belum dapat memahami perubahan energi listrik?
2. Metode apa yang tepat untuk membelajarkan tentang perubahan energi listrik?
3. Alat peraga apa yang akan harus digunakan ?


DAFTAR PUSTAKA

Asmawi Zainul, Agus Mulyana. 2005. Tes dan Asesmen di SD.  Jakarta : Universitas Terbuka.
Basuki Wibawa. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas Dirjend Pendidikan Dasar Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.
Hariyanto. 2004. IPA 2. Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Erlangga.
Mangatur Sinaga. 2004. Matematika Kelas IV. Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Yudistira.
Safari. 2003. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas Dirjend Pendidikan Dasar Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.
Suciati, dkk. 2005. Belajar dan Pembelajaran 2.  Jakarta : Universitas Terbuka.
Tim IPA. 2004. IPA Kelas IV. Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Yudistira.
Udin S. Winata. Putra. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani I.G.A.K. Siti Julaecha. Ngadi Marsinah. 2005. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani I.G.A.K. Wihardit K. Noehi Nasution. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.


Untuk mendapatkan file lengkap hubungi HP. 085641051278

SP 006 : HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI MASYARAKAT DENGAN KEBERHASILAN PEMBANGUNAN FISIK DI DESA NGADIROJO LOR KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI


ABSTRAK

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan apakah ada Hubungan antara Partisipasi Masyarakat dengan Keberhasilan Pembangunan Fisik di Desa Ngadirojo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri.
Penelitian ini menggunakan dna variabel yaitu partisipasi masyarakat sebagai variabel independent dan pembangunan fisik sebagai variabel dependent. Indikator dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
Penyertaan mental dan emosi di dalam suatu situasi kelompok yang mendorong mereka guna menyumbangkan daya pikiran dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan organisasi dan bersama-sama bertanggung jawab terhadap organisasi.
Indikator dari partisipasi masayarakat : Keikutsertaan dalam proses pembuatan keputusan dilandasi dengan kesadaran, pelaksanaan pembangunan dengan penuh rasa tanggung jawab, keterlibatan dalam memetik hasil dan memanfaatkan pembangunan serta berkeadilan.
Keberhasilan pembangunan fisik desa adalah proses perubahan yang kontinu dan terus menerus ke arah keadaan yang lebih baik.
Indikator dari pembangunan fisik desa adalah pembangunan untuk kepentingan masyarakat desa, subjek dan objek Pembangunan fisik Desa, peranan tokoh masyarakat Desa dan Kelembagaan Desa.
Teknik penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Tata Jenjang Spearman. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Kepala Keluarga di Desa Ngadirojo Lor Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri sedangkan sampel pada tiap-tiap wilayah mendapatkan perimbangan yang sama dengan populasi yang ada pada wilayah tersebut yaitu sebesar 5% dari besar populasi 5 % X 1009 kepala keluarga = 50,45 dibulatkan menjadi 50 kepala keluarga sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner dan dokumentasi.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus Korelasi Tata Jenjang Spearman ( rs) diperoleh hasil 0,484. Hasil tersebut merupakan angka positif yang berada di antara 0 - + 1. Untuk mengetahui signifikansi hasil perhitungan koefisien ( rs ) digunakan rumus t test yang hasilnya 4,668. Hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan t tabel dengan taraf signifikansi 99% yaitu 2,701 yang ternyata hasil dari t test lebih dari t tabel atau 4,668 > 2,701.
Dengan demikian maka hipotesis yang penulis ajukan “ Ada Hubungan Antara, Partisipasi Masyarakat Dengan Keberhasilan Pembangunan Fisik Di Desa Ngadirojo Lor Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri.” dapat diterima dan terbukti kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA
 Achmadi, Pedesaan Fokus Pembangunan, Prosma, LP3ES No.3 Tahun IV-Jakarta, 1976.
Alex S. Nitisemito, Manajemen Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988.
Bintoro Tjokroamijoyo, Perencanaan Pembangunan, CV. Mas Agung, Jakarta, 1986.
Departemen Penerangan RI, Pembangunan Desa Dalam Pelita Ketiga, Seksi Penerbit, Fak.Sos Pol UGM, Yogyakarta, 1987
Ensiklopedia Indonesia, Ichtiar Baru Van Hoevee, Jakarta, 1980.
Hartoyo, Pembangunan Masyarakat Desa, Karunika, Jakarta, 1986.
I Nyoman Baratha, Desa Masyarakat dan Desa Pembangunan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982
Ismid Hadad, Pengantar Redaksi, Prisma, Jakarta, 1973.
Koentjoroningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Rineka. Cipta, Jakarta, 1987
Lemhanas, Pembangunan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta, 1997.
Masri Singaribun, Metodologi Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1983.
Pemerintah Daerah Wonogiri, Badan Perwakilan Desa, Giri: Tunggal, Wonogiri, 2000
Projudi Atmosudirdjo, Pengambilan Keputusan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982
Soekadi Darsowiryono, Hubungan Kerja Manusiawi, Fakultas Sosial Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 1986.
Suharto, Bimbingan dan Penyuluhan, FKIP UNS, Surakarta 1990.
Sutj1pto Wirosoedjono, Partisipasi dan Mobilitas, Departemen Sosial RI, Jakarta, 1979.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 2000
Sri Widadi, Statistik Inferensial, FKIP UNS, Surakarta, 1986.
Talizhiduhu dan B. Simanjuntak. Pengembangan Masyarakat, Bina Aksara, Jakarta 19878
W. Gulo, Dasar-dasar Statistik Sosial, Sayta Wacana, Semarang, 1983


Untuk mendapatkan file lengkap hubungi HP. 085641051278

PS 008 : HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMU LAB SCHOOL JAKARTA TIMUR


ABSTRAK

  Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi belajar yang tinggi diperlukan Kecerdasan Intelektual (IQ) yang juga tinggi. Namun, menurut hasil penelitian terbaru dibidang psikologi membuktikan bahwa IQ bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, tetapi ada banyak faktor lain yang mempengaruhi salah satunya adalah kecerdasan emosional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peranan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa kelas II SMU.
            Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka dalam rapor. Bila siswa memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka akan meningkatkan prestasi belajar. Hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMU dan Hipotesis nihil (Ho) adalah tidak ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMU.
            Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional sedangkan prestasi belajar sebagai variable terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMU Lab School Jakarta Timur yang seluruhnya berjumlah 240 orang. Sampel penelitian adalah 148 siswa, menggunakan metode proporsional random sampling. Dalam pengumpulan data digunalan metode skala untuk kecerdasan emosional berdasarkan teori Daniel Goleman yang terdiri dari mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain; dan untuk mengukur prestasi belajar siswa digunakan metode pemeriksaan dokumen dengan melihat nilai rapor semester I.
            Nilai korelasi yang diperoleh pada analisis validitas instrumen dengan rumus korelasi Product Moment dari Pearson berkisar antara 0,320 - 0,720 dan p berkisar antara 0,000 - 0,008. Berdasarkan pada taraf signifikan 0,05 diperoleh 85 item valid dan 15 item gugur dari 100 item yang ada pada skala kecerdasan emosional. Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh 0,9538 dihitung dengan rumus Alpha Cronbach.
            Hasil analisis data penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,248 dengan p 0,002 (<0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Lab School Jakarta Timur.


DAFTAR PUSTAKA



Ahmad, Mudzakir. (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Goleman, Daniel. (2000). Emitional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, Daniel. (2000). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Gottman, John. (2001). Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional (terjemahan). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Irwanto.  (1997). Psikologi Umum. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Mila Ratnawati. (1996). Hubungan antara Persepsi Anak terhadap Suasana Keluarga, Citra Diri, dan Motif Berprestasi dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas V SD Ta’Miriyah Surabaya. Jurnal Anima Vol XI No. 42.
Moch, Nazir. (1988). Metodologi Penelitian.Cetakan 3. Jakarta :Ghalia Indonesia.
Morgan, Clifford T, King, R.A Weizz, JR, Schopler. J, 1986. Introduction of Psychology, (7th ed), Singapore : Mc Graw Hil Book Company
Muhibbin, Syah. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Nana, Sudjana. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Ratna Wilis, D. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlannga.
Saphiro, Lawrence E. (1998). Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta : Gramedia.
Sarlito Wirawan. (1997). Psikologi Remaja. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Sia, Tjundjing. (2001). Hubungan Antara IQ, EQ, dan QA dengan Prestasi Studi Pada Siswa SMU. Jurnal Anima Vol.17 no.1
Sri, Lanawati. (1999). Hubungan Antara Emotional Intelligence dan Intelektual Quetion dengan Prestasi Belajar Siswa SMU.Tesis Master  : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Sumadi, Suryabrata. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada .
Sumadi, Suryabrata. 1998. Metodologi Penelitian. Cetakan sebelas. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Saifuddin, Azwar. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Balajar Offset.
Saifuddin Azwar. (1998). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukutan Prestasi balajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Suharsono. (2002). Melejitkan IQ, IE, dan IS. Depok : Inisiasi Press.
Sutrisno Hadi. (2000). Statistik 2. Yogyakarta : Andi Offset.
Syaiful Bakrie D. (1994). Prestasi belajar dan kompetensi guru. Surabaya : Usaha Nasional.
Winkel, WS (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.


Untuk mendapatkan file lengkap hubungi HP. 085641051278

Ig 001 : THE INFLUENCE THE OF MAIN CHARACTERS’ CONFLICTS TOWARD PLOT IN OSCAR WILDE’S “THE IMPORTANCE OF BEING EARNEST”


ABSTRACT

In this thesis the writer uses a drama by Oscar Wilde, a controversial man of letters of England. This thesis focuses on the influence of the main characters’ toward plot in Oscar Wilde’s The Importance of Being Earnest. This thesis also applies psychological aspect to analyze the main characters’ characteristics.
In writing this thesis, the writer conducts library research method to collect the data and information by using some books and internet which are related to the problem. The writer employs one method of approach namely semiotic approach. The semiotic approach is applied to analyze the character, especially the main character, plot in the drama. The writer also uses psychological approach to analyze the intrinsic aspect such as character and plot.
In The Importance of Being Earnest, Jack and Algernon, are two characters who have different characteristics. Each of them creates another character. Jack creates Ernest and Algernon creates Bunbury. Having two different names, they can do anything in two different places, in the town and in the country. In addition, the main characters experience both internal and external conflict during the drama. Mainly, both Jack and Algernon have the same internal conflict. They concern if someday their real identity would be revealed by their girls. Meanwhile Jack’s conflict toward Lady Bracknell about his origin makes him try hard to reveal it. Algernon’s undercover as Ernest at Manor House, Jack’s place, makes their real identity are finally revealed and clear up Jack’s origin through Miss Prism and Lady Bracknell’s explanation. In conclusion, the internal and external conflicts of Jack and Algernon lead to the revelation of Jack’s origin. Both internal and external conflicts influence the plots of drama, such as Algernon’s conflict toward Jack causes him to pretend as Ernest at Manor House in order that he can meet Cecily, and Jack’s internal conflict causes him to decide to vanish his created bother, Ernest.
The Importance of Being Earnest reflects a moral value dealing with human’s daily life, namely honesty. A person may do anything to reach his/her aim, but being honest is something hard to do. He/she may be smart to conceal a falsehood, but it would be revealed eventually. Hence, in any condition honesty is needed although it is painful.


BIBLIOGRAPHY
 
Aminuddin, 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Coon, Dennis. 1983.Introduction to Psychology: Explanation and Application. United State of America: West Publishing Company.
Encyclopedia Britannica. 1951. Vol. 23. Encyclopedia Britannica, Ltd.
Harmon, William. 2003. A Handboook to Literature. New Jersey: Prentice Hall.
Holman, C. Hugh. 1980. A Handbook to Literature. Indiana: Bobbs – Merril Educational.
Meyer, Michael. 1990. The Bedford Introduction to Literature. Boston: Bedfords Book of St. Martin Press.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodology Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengakjian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Robert, Edgar and Jacobs, Henry E. 1989. Literature An Introduction to Reading and Writing. New Jersey: Englewood Cliffs.
Roberts, Edgar V. 2003. Writing about Literature. Tenth Edition. Prentice Hall Upper Saddle, New Jersey.
Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
_________. 1998.Anatomi Sastra. Bandung: Angkasa.
Silverman, Robert E. 1921. Psychology. New York: Meredith Corporation.
Wilde, Oscar. 1959. The Importance of Being Earnest. London: Metheun & Co. Ltd.
http://www.appendix%20C%20elements.html
http://www.literature-web.net/wilde
http://www.utm.edu/research/iep/l/literary.htm
http://www.mc3.edu/aa/lal/workshops/LiteraryDefinitions.html
http://www.cmgww.com/historic/wilde/


Untuk mendapatkan file lengkap hubungi HP. 085641051278

Kd 010 : Pengaruh Waktu Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Bayi Di Puskesmas Purwodiningratan Kecamatan Jebres Surakarta


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan adalah perubahan dalam arti pertambahan ukuran tubuh dan bagian-bagian lainnya sebagai akibat pertambahan jumlah sel-sel yang sama dengan sel-sel yang tumbuh tersebut. Dalam keadaan normal pertumbuhan anak-anak pada umur itu mengikuti pola tertentu sehingga pada umur tertentu didapatkan sosok tubuh anak dengan ukuran dan bentuk tertentu. Pertumbuhan dipengaruhi oleh macam­-macam faktor antara lain :
a.       Faktor intrinsik : genetik dan hormonal
b.      Faktor elestrinsik : lingkungan, masukan gizi, penyakit, akibat fisik, dan lain-lain.
c.       Interaksi keduanya (Suprandjono,1986)
Masa pertumbuhan otak tercepat adalah pada trimester ketika janin berada dalam kandungan sampai bayi berusia 18 bulan. Setelah itu otak masih tumbuh dengan kecepatan yang makin berkurang sampai usia 5 tahun.
Makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak setelah lahir, dimana makanan merupakan kebutuhan utama seorang anak untuk kelangsungan tumbuh yang yang optimal serta untuk keperluan kesehatannya ( Samsudin,1993 ).
Makanan merupakan unsur terpenting bagi seorang anak karena tidak hanya menetukan kesehatan pada masa sekarang tapi juga pada masa-masa yang akan datang, bahkan berpengaruh terhadap kehidupan anak itu selanjutnya (Morley,l979)
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang paling baik untuk bayi. ASI mempunyai komposisi unik, sempurna susunan biokimiawinya untuk melindungi bayi dari kekurangan gizi maupun infeksi. ASI dapat mencukupi seluruh kebutuhan bayi akan zat-zat gizi sampai berusia 6 bulan, sesudah itu bayi memerlukan makanan tambahan. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) disamping selain untuk memenuhi kebutuhan bayi agar tumbuh dan berkembang secara sehat, juga digunakan untuk menanamkan kebiasaan dan sikap yang baik terhadap makanan. Dalam keluarga perlu ditanamkan sikap positif terhadap makanan sejak usia dini yaihi sejak bayi dan balita (Hermina,1992)
Sampai usia 4-6 bulan, Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik, untuk memenuhi kebutuhan fisiologis bayi (Soedibyo dan Samsudin,1985). Hal ini sesuai dengan sistem enzim dalam pencernaan bayi yang masih didominasi oleh enzim laktosa untuk mencegah laktosa ibu.
Tapi sebagian orang tua menganggap bayi akan kelaparan tanpa makanan tambahan sehingga mereka memperkenalkan pisang atau bubur dan sebagainya, padahal jenis ini memerlukan kehadiran enzim maltosa (karbohidrat) pada pisang dan bubur. Enzim maltosa umumnya belum banyak diproduksi oleh bayi dibawah usia 4 bulan. Kesalahan dalam memberikan makanan ini tentu membuat tubuh bayi tidak dapat mencerna dengan sempurna makanan yang diberikan oleh ibunya sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh.
Diatas usia 6 bulan, kebutuhan gizi meningkat dan bayi memerlukan makanan yang lebih padat dan berserat. Oleh karena itu pemberian ASI perlu dilengkapi dengan pemberian berbagi jenis makanan bayi lain ( makanan pendamping bayi atau makanan tambahan ) yang cair maupun yang lebih padat. Dengan demikian peranan ASI dalam memenuhi kebutuhan gizi antara lain energi secara berangsur-angsur berkurang (Soedibjo dan Samsudin,198S).
Pada usia 4 bulan pencernaan bayi mulai kuat. Pemberian makanan pendamping ASi harus setelah empat bulan, karena jika diberikan terlalu dini akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi bisa mengalami gangguan pencernaan atau diare. Sebaliknya bila makanan pendamping diberikan terlambat akan mengakibatkan anak kurang gizi bila terjadi dalam waktu panjang (Toeti Sunardi,2000)
Di negara-negara berkembang sering dijumpai adanya gangguan pada masa anak membutuhkan makanan tambahan atau makanan pendamping ASI, dimana terjadi pemberian makanan tambahan yang terlalu dini atau terlalu tua. Keadaan tersebut dapat membawa akibat yang kurang baik untuk pertumbuhan anak (WH0,1988). Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak luput dari masalah semacam itu (Depkes RI,1988). Lubis,dkk (1985) mengemukakan bahwa anak yang mendapatkan makanan tambahan atau makanan pendamping ASI sebelum berusia 4 bulan hanya 21,4% bergizi baik dan 78,6% pernah menderita kekurangan energi protein (Enoch,1988).
B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “apakah ada pengaruh antara waktu pemberian makanan tambahan dengan status gizi pada bayi di Puskesmas Purwodinigratan Surakarta ?”

C.    Tujuan Penelitian
Menilai status gizi bayi pada waktu pemberian makanan tambahan yaitu kurang dari 4 bulan, antara 4 - 6 bulan, lebih dari 6 bulan.

D.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1.      Manfaat aspek teoritik
Sebagai sumber data penelitian lain atau sebagai studi banding di tempat lain.
2.      Manfaat terapan, / aspek aplikatif
Sebagai informasi yang berguna bagi petugas-petugas kesehatan, khususnya dalam hal pemberian makanan tambahan pada bayi.


DAFTAR PUSTAKA
 Atik, Gizi buruk akibat kritis atau perilaku, Kompas, 20 Juni 1999
Aritonang, I, 1990. Pemantauan Pertumbuhan Balita, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Djarwanto Ps., Pangestu Subagyo, 1996. Statistik Induktif, BTFE, Yogyakarta.
Depkes RI, 1998. Buku Pedoman Penggunaan pengganti Air Susu Ibu. Jakarta.
Djarwanto, Ps. dan Pangestu., S. 1996. Statistik Indusktif, BTFE - Yogyakarta.
Enoch, M. dan Paradede, T. 1986 Profil Keluarga dengan Anak balita Gizi Buruk”, Medika no. 3 tahun 12.
Hassan, R., Napitupulu, P.M. Latief, A., Pujiadi, A., Ghazali, MV., 1985. Ilmu Kesehatan Anak, bag. I, hal. 145-167, 387-395, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Husaini, M.A. Meningkatkan Kualitas Tumbuh kembang Anak”.  http//www.medika online.com.
Husaini, Y.K., Anwar, I1.M_. 1986. Makanan Bayi Bergizi Tinggi, hal. 29-34, Gajah Mada University Press, Yogya.
M.oerley, D. 1979. Prioritas di Negera Sedang Berkembang, hal. 136-176, Yayasan Fssentia Medica, Yogya.
Samsudin, 1987. Perkembangan Tentang Jenis, istilah dan Pemanfaatan  makanan Bayi selain ASI dalam Simposiumk makanan Bayi KONIKA VII, Jakarta.
Samsudin, 1991. Perkemhangan Makanun Bayi dan Penggunaannya yang rasional dalain Upaya Peningkatan Kualitas Anak Indonesia dalam Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Keselezatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Soetjiningsih, 1995. Dasar-dasarMetodologi Penelitian Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Tuti Soenardi, 2000. Makanan Pendanping ASI, http/www.medika online.com.
Soedibyo, S. 1982. Pelbagian Jenis Makanna Padat untuk pelekngkap Makanan bayi, diajukan pada PTE3-IKA, Jakarta.
Sutrisno Hadi, 1994.Metodologi Research Edisi ke, 4, ha1.315 - 355, Gajah Mada
Press. Yogyakarta.
UNICEF, 1985. Buku Pedoman Petugas Lapangan Dalam Upaya Perbaikan Gizi Keluarga  Cetakan V, Depkes RI, Jakarta.
Watik Pratiknya, 1986. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokterara dan Kesehutan, CV. Rajawali, Jakarta.


 Untuk mendapatkan file lengkap  sms ke HP. 085641051278

 






ODAP

CARA PEMESANAN FILE

1. Silakan SMS ke HP. 085641051278 >> KODE FILE jangan lupa dicantumkan (agar proses pengecekan lebih mudah). Mohon SMS saja.

2. Kirim e-mail ke : rosiyaniellyana@gmail.com >> KODE FILE jangan lupa dicantumkan. Silakan tulis "FILE SKRIPSI SAYA" sebagai subjek e-mail.

3. Pembayaran dilakukan via transfer ke Bank CIMB Niaga. (nomer rekening kami informasikan bersamaan dengan konformasi file).

4. Pengiriman dapat berupa:
a. soft file >>> via e-mail
b. soft file dalam bentuk CD/DVD >>> via pos / paket
c. hard file (+ biaya print) >>>> via pos / paket